AEROPONIK KENTANG SEDERHANA NAMUN ISTIMEWA
Pernah
dengar aeroponik kan? Aeroponik adalah proses penumbuhan tanaman pada
lingkungan udara/kabut tanpa menggunakan tanah atau aggregat media. Sistem aeroponik menggunakan bak dari fiberglass
atau bambu yang ditutup plastik hitam dan kemudian ditutup dengan styroform.
Akar tanaman dibiarkan menggantung dan disemprotkan larutan hara melalui
sprinkler, kemudian akar akan menyerap hara tersebut.
Tadinya saya
pikir, kentang tidak mungkin dibudidayakan secara aeroponik. Ternyata, bisa
lho.. bahkan hasilnya lebih tinggi daripada konvensional. Secara konvensional,
umbi mini kentang yang dihaslkan hanya 3-5 umbi per tanaman, tetapi dengan
aeroponik bisa menghasilkan hingga 30 umbi per tanaman. Spektakuler kan..
Keunggulan
aeroponik terletak pada oksigenasi setiap butiran kabut halus nutrisi yang
sampai ke akar. Selama perjalanan dari lubang sprinkler sampai ke akar, butiran
akan menambat oksigen dari udara, sehingga kadar oksigen terlarut dalam butiran
menjadi meningkat. Dengan demikian proses respirasi akar dapat berlangsung
lancar dan menghasilkan banyak energi, sehingga meningkatkan serapan hara.
Pemberian nutrisi pada sistem aeroponik sangat mudah diatur sesuai
kebutuhan tanaman dan tahap pertumbuhan tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman dapat dikontrol.
Pemakaian nutrisi pada sistem aeroponik lebih hemat karena sisa semprotan dapat
digunakan kembali untuk tanaman, sehingga cukup ramah lingkungan. Selain itu
terdapat efisien penggunaan lahan dan tidak memerlukan tanah steril untuk produksi benih umbi mini
kentang, sehingga dapat mengatasi masalah eksploitasi tanah secara berlebihan . Penanaman dalam rumah kassa tanpa tanah menyebabkan
serangan hama penyakit pada sistem aeroponik relatif lebih rendah, sehingga kualitas
benih lebih baik dan lebih terjamin kemurniannya. Dengan aeroponik, benih kentang dapat diproduksi kapan
saja, sehingga produsen
benih dapat mengatur sesuai kebutuhan konsumen benih.
Sistem aeroponik memungkinkan umbi kentang dapat dipanen berkali-kali tanpa kerusakan akar. Pemanenan umbi berkali-kali memungkinkan panen
sesuai ukuran umbi yang diinginkan dan dapat menghilangkan dormansi apikal,
sehingga memacu pembentukan umbi, dan akhirnya meningkatkan hasil panen.
Ketersediaan hara yang terjamin pada sistem aeroponik menyebabkan umur tanaman
menjadi lebih panjang karena terbentuknya stolon sekunder baru selain stolon
yang sudah ada, sehingga kemungkinan berproduksi umbi lebih banyak .
Namun
demikian terdapat beberapa kelemahan aeroponik yang perlu diantispasi, antara
lain adalah listrik dan
air harus terjamin,
dibutuhkan sumberdaya
manusia yang
profesional dalam menjalankan proses produksi (formulasi pupuk, aklimatisasi, pemeliharaan sistem, mesin,
dan tanaman),
jika satu
tanaman
terserang penyakit sistemik maka akan menyebar melalui aliran air dan hara,
dan biaya investasi
dan produksi lebih
mahal.
Semoga Bermanfaat dan terus berusahan membuat hal yang sederhana menjadi istimewa.
0 komentar:
Post a Comment